Balerong Balige

Balerong Balige

Onan Balerong Balige, Jejak Arsitektur Batak yang Pernah Jadi Panggung Opera

BALIGE — Tepat di jantung Kota Balige, Kabupaten Toba, berdiri megah sebuah bangunan bersejarah yang dikenal dengan nama Onan Balerong atau Balairung Balige. Bangunan ini menjadi saksi perjalanan panjang sejarah Balige—dari masa kolonial Belanda hingga kini menjadi pusat aktivitas masyarakat setempat.

Dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1936, Balerong memiliki bentuk arsitektur unik yang menyerupai enam deretan Sopo, yakni rumah tradisional masyarakat Batak Toba. Menariknya, pembangunan bangunan ini kala itu dipimpin oleh enam arsitek bermarga Batak, sehingga setiap deret bangunan menampilkan detail ukiran dan corak yang berbeda satu sama lain.

Perbedaan motif itu bukan tanpa alasan. Proses pengerjaan seluruh bagian Balerong dilakukan secara manual, mulai dari pemotongan besi dan kayu hingga pengukuran struktur dan pembuatan sambungan logam. Setiap ukiran dan elemen arsitektur menjadi hasil karya tangan langsung para pengrajin lokal.

“Prosesnya memang lambat, tapi hasilnya memiliki kualitas bangunan yang tinggi,” tulis salah satu catatan dalam buku sejarah Batak.

Awalnya, Belanda tidak membangun Balerong untuk dijadikan pasar seperti sekarang. Gedung ini didirikan sebagai pusat teater dan pertunjukan opera Batak, sebuah bentuk hiburan rakyat yang berkembang pesat di Tapanuli pada awal abad ke-20. Dari kawasan sekitar Balerong inilah dulu pernah tumbuh kelompok-kelompok opera Batak legendaris yang kini nyaris punah.

Baru setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada tahun 1942, Balerong dialihfungsikan menjadi pasar tradisional (onan). Keputusan ini diambil oleh para raja huta di sekitar Balige yang menginginkan adanya satu pusat perdagangan terpadu. Sejak saat itu, nama Onan Balerong melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Balige sebagai ruang ekonomi sekaligus simbol sejarah kota.

Kini, Balerong tidak hanya menjadi pusat jual beli, tetapi juga ikon arsitektur Batak Toba yang terus dijaga keasliannya. Deretan enam bangunan beratap gonjong itu berdiri gagah di tengah kota, seolah menjadi pengingat bahwa di tempat inilah, budaya, ekonomi, dan sejarah Balige berpadu dalam satu ruang yang hidup hingga hari ini.


Fakta Singkat Onan Balerong Balige

  • Tahun dibangun: 1936 oleh Pemerintah Kolonial Belanda

  • Jumlah bangunan: 6 deretan Sopo (rumah tradisional Batak Toba)

  • Perancang: 6 arsitek lokal bermarga Batak

  • Fungsi awal: Pusat teater dan opera Batak

  • Fungsi kini: Pasar tradisional dan ikon budaya Balige

No Videos Available

Related Posts: